Pekat dan gelap mata itu selalu menelanku hingga lumat.
Dalam matamu lah kuterhanyut sekaligus tersesat.
Di sana kutemukan tentangku, juga terlarut dalam tembok- tembok tinggi keangkuhanmu.
Laksana labirin, sewaktu kutersesat, sekali waktu dapat kutemukan jalan kembali.
Mata yang hitam itu akan selalu mengamati semua hal di dunia ini dengan cermat.
Takkan ada satupun yang terlewat.
Pernah suatu ketika kulihat seakan pemburu hendak menembak targetnya, tak pernah kau lepaskan barang sebentar dari perhatianmu.
Namun jika semua orang bilang kau dianugerahi mata yang tajam nan misterius, maka akan kujawab dengan tawa.
Ya, tertawa. Rupanya mereka sama sepertiku, yang pada awalnya mengira sosokmu angkuh, dingin dan enggan untuk dibaca lawan bicaranya.
Tapi bukankah saya telah lebih mengenal mata itu lebih dulu dibandingkan dirimu sendiri?
Mata yang tajam itu, mungkin jarang menyipit untuk ikut tertawa, atau merayakan sesuatu. Jarang pula mata hitammu itu terbelalak kaget, seakan semua sudah berjalan seperti seharusnya.
Dalam matamu lah kuterhanyut sekaligus tersesat.
Di sana kutemukan tentangku, juga terlarut dalam tembok- tembok tinggi keangkuhanmu.
Laksana labirin, sewaktu kutersesat, sekali waktu dapat kutemukan jalan kembali.
Mata yang hitam itu akan selalu mengamati semua hal di dunia ini dengan cermat.
Takkan ada satupun yang terlewat.
Pernah suatu ketika kulihat seakan pemburu hendak menembak targetnya, tak pernah kau lepaskan barang sebentar dari perhatianmu.
Namun jika semua orang bilang kau dianugerahi mata yang tajam nan misterius, maka akan kujawab dengan tawa.
Ya, tertawa. Rupanya mereka sama sepertiku, yang pada awalnya mengira sosokmu angkuh, dingin dan enggan untuk dibaca lawan bicaranya.
Tapi bukankah saya telah lebih mengenal mata itu lebih dulu dibandingkan dirimu sendiri?
Mata yang tajam itu, mungkin jarang menyipit untuk ikut tertawa, atau merayakan sesuatu. Jarang pula mata hitammu itu terbelalak kaget, seakan semua sudah berjalan seperti seharusnya.